Indonesia, sebagai negara megabiodiversity, memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa tinggi. Data menunjukkan bahwa Indonesia menyumbang persentase signifikan dalam keanekaragaman hayati global, termasuk tumbuhan berbunga, mamalia, reptil, amfibi, burung, ikan air tawar, ikan laut, mamalia laut, reptilia laut, dan terumbu karang. Posisi geografis dan sejarah geologis Indonesia menciptakan berbagai ekoregion dan tipe ekosistem yang mendukung keunikan ini. Indonesia juga merupakan bagian penting dari Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle), pusat keanekaragaman hayati laut dunia.
Sayangnya, kekayaan ini terancam punah akibat berbagai faktor, seperti alih fungsi lahan, pembangunan infrastruktur, degradasi dan fragmentasi habitat, spesies invasif, perburuan ilegal, pencemaran lingkungan, dan perubahan iklim.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya pelestarian yang melibatkan berbagai pihak, termasuk generasi muda. Penyadartahuan dan edukasi tentang keanekaragaman hayati kepada siswa SLTA menjadi sangat penting. Pendekatan yang menarik dan interaktif, seperti sosialisasi, pengamatan langsung, dan penggunaan media digital, sangat dibutuhkan.
Quiz Game Kehati
Menjawab tantangan ini, dosen dan mahasiswa Universitas Pakuan (Unpak) bekerja sama dengan Belantara Foundation mengembangkan website “Quiz Game Kehati”. Platform interaktif ini dirancang khusus untuk meningkatkan literasi keanekaragaman hayati siswa SLTA di Bogor melalui format kuis yang menyenangkan dan mudah diakses.
Quiz Game ini menyajikan pertanyaan pilihan ganda dengan batas waktu, dirancang untuk menjaga minat belajar siswa tetap tinggi. Kontennya mencakup berbagai aspek keanekaragaman hayati, ekosistem, dan upaya pelestariannya.
Peluncuran website ini dilakukan di SMAN 1 Sukaraja, Kabupaten Bogor, pada 6 Februari 2024, sebagai bagian dari Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang didanai hibah internal Unpak. Acara ini dihadiri oleh Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unpak, Dr. Dolly Priatna; Kepala Sekolah SMAN 1 Sukaraja, Dra. Emi Rosmiami, M.Pd.; perwakilan Belantara Foundation; mahasiswa Unpak; serta guru dan siswa SMAN 1 Sukaraja.
PKM ini melibatkan berbagai kegiatan, termasuk kuliah umum, identifikasi jenis hayati di lingkungan sekolah, lomba poster dan konten reels Instagram bertema pelestarian keanekaragaman hayati, serta permainan interaktif melalui website Quiz Game Kehati. SMAN 1 Sukaraja dipilih karena merupakan sekolah Adiwiyata yang memiliki komitmen terhadap lingkungan, namun pemahaman siswa tentang keanekaragaman hayati masih perlu ditingkatkan.
Dr. Dolly Priatna menekankan bahwa website Quiz Game Kehati adalah langkah strategis untuk meningkatkan pengetahuan siswa melalui cara yang menyenangkan dan mudah diakses. “Kami percaya bahwa mempelajari keanekaragaman hayati yang kompleks harus melalui pengalaman yang menarik. Quiz Game Kehati ini adalah cara efektif bagi siswa dan masyarakat umum untuk belajar tentang keanekaragaman hayati Indonesia,” ujarnya.
Dra. Emi Rosmiami, M.Pd., menyambut baik kerja sama ini dan mengapresiasi antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan. “Siswa-siswi kami sangat antusias dan mulai memahami arti dan manfaat keanekaragaman hayati. Mereka juga sudah dapat mengenali jenis-jenis satwa dan tumbuhan di sekitar sekolah,” katanya. Ia berpesan agar pengetahuan ini dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati.
Isnaeni Fazriah, salah satu siswa, menyatakan bahwa program edukasi ini sangat menarik dan membuatnya lebih memahami pentingnya keanekaragaman hayati.
Diny Hartiningtiyas dari Belantara Foundation, menambahkan bahwa kegiatan ini juga merupakan bagian dari perayaan Hari Reverse the Red 2024, sebuah gerakan global untuk mendorong tindakan strategis demi kelangsungan hidup spesies dan ekosistem alami. “Untuk menghentikan kepunahan, dibutuhkan perubahan sistemik. Reverse the Red menyatukan berbagai mitra untuk berkolaborasi dan melibatkan semua lapisan masyarakat dalam aksi pelestarian keanekaragaman hayati,” tegas Diny.
- Suara masyarakat adat Asia Tenggara yang terus tersisih
Dari Kalimantan hingga Mindanao, dari Sarawak hingga pegunungan Laos, masyarakat adat di Asia Tenggara menghadapi pola ketidakadilan yang sama: tanah dirampas, suara dibungkam, dan hidup mereka dipertaruhkan atas nama pembangunan. Tanah, bagi masyarakat adat, bukan sekadar sebidang lahan dengan batas dan sertifikat. Tanah adalah ibu, guru, rumah, dan altar. Tanah ini menyimpan identitas, tradisi, ingatan,… Baca Selengkapnya: Suara masyarakat adat Asia Tenggara yang terus tersisih - Pencemaran mikroplastik semakin luas mengancam kesehatan masyarakat
Pencemaran mikroplastik mengancam kesehatan masyarakat. Dikhawatirkan berdampak besar pada manusia dan lingkungan. - Belém Mutirão dan paradoks diplomasi Indonesia di Amazon
Kesepakatan akhir COP 30 Brasil yang diberi nama Belém Mutirão gagal menyertakan komitmen terikat waktu untuk menghapus bahan bakar fosil. - Aksi hijau pelajar Sukabumi di Hari Guru Nasional 2025
Hari Guru Nasional 2025 dirayakan pelajar Sukabumi dengan cara yang paling bermakna dan visioner: menanam pohon. - Ketika iman menggugat keadilan iklim di tengah kepungan lobi fosil
Merespons dinamika di Belem, GreenFaith Indonesia merilis kertas posisi bertajuk ‘Iman untuk Keadilan Iklim’ - Lima petani tumbang ditembak dalam tragedi berdarah di Pino Raya, Bengkulu
Lima petani terkapar setelah timah panas yang diduga ditembakkan keamanan PT Agro Bengkulu Selatan (ABS) di Pino Raya, Bengkulu








Tinggalkan Balasan