Tambang timah ancam tradisi memancing cumi di Bangka Belitung
Penduduk Pulau Bangka Belitung telah lama berburu cumi-cumi untuk dimakan dan diperdagangkan, namun tradisi itu terancam oleh pertambangan.
Penduduk Pulau Bangka Belitung telah lama berburu cumi-cumi untuk dimakan dan diperdagangkan, namun tradisi itu terancam oleh pertambangan.
Saat ini, ada sejumlah lanskap adat berupa bukit atau gunung “sakral” di Pulau Bangka berstatus sebagai kawasan konservasi.
Pada masa lalu, dukun berperan penting dalam kehidupan warga Pulau Bangka. Setiap dukun berperan menetapkan aturan dalam mengelola sumber daya alam sekitar.
Rusaknya hutan di perbukitan Pulau Bangka tidak hanya merugikan kehidupan sehari-hari Suku Jerieng, tetapi juga mengganggu wilayah sakral dan kehidupan spiritual .
Penelitian menyebutkan Perairan Matras tercemar logam berat yang bersifat toksik dan karsinogenik. Merusak terumbu karang dan memaksa banyak nelayan mencari sumber penghidupan alternatif.
Inilah ‘ngereman’, cara perempuan Bangka bertahan hidup dengan meminta jatah secuil timah dari penambang, baik sukarela maupun lewat barter.
Aktivitas penambangan timah dan perubahan iklim dinilai berdampak cukup signifikan terhadap produksi lada di Bangka-Belitung. Untuk sebagian petani lada, tidak banyak pilihan selain terus berjuang menghidupkan kebun lada mereka.