Belém Mutirão dan paradoks diplomasi Indonesia di Amazon
Kesepakatan akhir COP 30 Brasil yang diberi nama Belém Mutirão gagal menyertakan komitmen terikat waktu untuk menghapus bahan bakar fosil.
Kesepakatan akhir COP 30 Brasil yang diberi nama Belém Mutirão gagal menyertakan komitmen terikat waktu untuk menghapus bahan bakar fosil.
Merespons dinamika di Belem, GreenFaith Indonesia merilis kertas posisi bertajuk ‘Iman untuk Keadilan Iklim’
Indonesia aktif dalam negosiasi pasar karbon. Tapi aksi iklim yang penting untuk mendatangkan pendanaan, sangat minim
Apakah COP30 di Brasil menghasilkan dana segar untuk menyelamatkan bumi, atau sekadar rebranding utang lama dengan label hijau?
SNDC Indonesia mengakui pentingnya restorasi dan mencantumkan moratorium izin baru konversi hutan primer. Tapi, proyek skala luas terus mengubah area esensial termasuk ekosistem gambut
Kisah Agam Rinjani di COP30 menunjukkan bagaimana aksi kemanusiaan dapat mengangkat warga biasa ke panggung global, menjadikannya simbol solidaritas sekaligus pembawa gagasan lingkungan yang ingin ia terapkan kembali untuk menjaga Rinjani.
Saat negosiasi COP 30 di Belém memasuki minggu kedua yang genting, pertarungan triliunan dolar untuk pendanaan iklim publik dan paradoks bahan bakar fosil
XR Kaltim Bunga Terung menyoroti kegagalan proyek transisi energi untuk menghentikan kecanduan Indonesia terhadap batubara.
Indonesia mendapat “Fossil of the Day” di COP30 karena dinilai menghambat aksi iklim dengan melibatkan pelobi fosil dalam delegasi resmi. Organisasi lingkungan menilai langkah ini menunjukkan kuatnya pengaruh industri fosil dan lemahnya komitmen pemerintah, sementara rekor 1.600 pelobi di COP30 dinilai semakin mengancam integritas negosiasi iklim dan masa depan generasi muda.
Saat dunia menanti kesepakatan COP 30 dari Belém, di Sarongge, doa dan tembang bergema di antara hamparan hijau