Persatuan masyarakat Bangka Belitung menolak tambang laut di Batu Beriga
Luasan terumbu karang di Bangka Belitung yang sebelumnya mencapai 82.259,84 hektar pada 2015, kini tersisa 12.474,54 hektar.
Luasan terumbu karang di Bangka Belitung yang sebelumnya mencapai 82.259,84 hektar pada 2015, kini tersisa 12.474,54 hektar.
Laut menjadi harapan masyarakat di Kepulauan Bangka Belitung, selama ratusan tahun wilayah pesisir-laut dimanfaatkan secara arif dan lestari.
Kehidupan nelayan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terancam oleh pertambangan timah. Tambang berdampak negatif pada ekosistem laut.
Ada peningkatan aktivitas manusia dimuara yang juga habitat utama buaya. Perlu survey populasi untuk pastikan upaya konservasi di jalur yang tepat.
Tak cuma menghancurkan lingkungan, penambangan timah mengancam masa depan pendidikan dan kesehatan anak-anak Bangka Belitung.
Pada masa lalu, dukun berperan penting dalam kehidupan warga Pulau Bangka. Setiap dukun berperan menetapkan aturan dalam mengelola sumber daya alam sekitar.
Rusaknya hutan di perbukitan Pulau Bangka tidak hanya merugikan kehidupan sehari-hari Suku Jerieng, tetapi juga mengganggu wilayah sakral dan kehidupan spiritual .
Penelitian menyebutkan Perairan Matras tercemar logam berat yang bersifat toksik dan karsinogenik. Merusak terumbu karang dan memaksa banyak nelayan mencari sumber penghidupan alternatif.
Aktivitas penambangan timah dan perubahan iklim dinilai berdampak cukup signifikan terhadap produksi lada di Bangka-Belitung. Untuk sebagian petani lada, tidak banyak pilihan selain terus berjuang menghidupkan kebun lada mereka.
Pekanbaru, Gurindam12.co –- Peningkatan jumlah titik api kembali terjadi, hasil pemantauan Satelit Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Terra Aqua terpantau sebanyak 407 titik di wilayah Sumatra (27/08). 407 titik api ini berada wilayah pulau Sumatra, BMKG memantau di lima wilayah Sumatra yaitu, Bengkulu sebanyak 5 titik, Bangka Belitung 6 titik, Sumatra Selatan 26 titik, […]